Minggu, 01 Juli 2007

Makan Enak, tetapi Murah!

Ditulis oleh M Clara Wresti
Diambil dari Kompas, Sabtu, 30 Juni 2007

Di masa ekonomi yang sulit saat ini, pernahkah Anda makan nasi sepuasnya dengan harga hanya Rp 1.000? Atau minum teh tawar sepuasnya cukup membayar Rp 100? Kalau belum, cobalah makan di d'Cost di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk mempromosikan restoran yang menggunakan makanan laut sebagai menu utamanya itu. Namun, harus diakui, d'Cost berhasil merebut hati konsumen Jakarta, karena berani memberikan harga yang super murah.
Saat pembukaan bulan September 2006, d'Cost memakai cara promosi yang luar biasa. Silakan makan suka-suka dan bayar suka-suka. Jadi setiap pengunjung boleh makan sepuasnya, tetapi membayar semaunya. Hasilnya, banyak pengunjung yang makan makanan senilai Rp 400.000 tetapi membayar hanya Rp 50.000. Ada juga yang hanya membayar Rp 10.000 dan Rp 20.000.
Wawan Gunawan, Manajer Operasional Pelayanan d'Cost beranggapan bahwa saat ini orang tidak meletakkan gengsi pada makanan. Makanan apa pun, jika murah dan enak, pasti akan didatangi orang. Sebagai contoh, saat ini semakin banyak orang bermobil mewah yang makan di kaki lima. Itulah sebabnya mengapa d'Cost menjadikan harga murah sebagai daya tarik konsumen.
Wawan mengatakan, terobosan pada harga murah ini telah membuat pengunjung mau datang lagi. Menurutnya, saat ini sudah banyak restoran yang menyajikan makanan enak, tetapi harganya sama dengan restoran lainnya. Pengunjung memang datang, tetapi jarang yang balik lagi, karena mereka bisa pergi ke restoran mana pun.
Saat ini jumlah pengunjung yang datang mencapai 800-1.000 per hari. Pada akhir pekan, jumlah pengunjung mencapai 1.500 orang. Sementara kapasitas tempat duduk hanya 400. Pengunjung datang terus-menerus, tidak ada meja yang sempat kosong. Oleh sebab itu, setiap pengunjung harus mengisi daftar tunggu dahulu sebelum makan di tempat ini. Dengan harga murah, tetapi mutu makanan tetap baik, pengunjung bersedia untuk kembali lagi.
Harga makanan di d'Cost sangat terjangkau. Satu porsi nasi goreng seafood hanya Rp 6.000. Aneka tumis Rp 4.000 per porsi. Kepiting aneka rasa Rp 30.000 per porsi. Kepiting soka Rp 30.000 per porsi. Kepiting telur aneka rasa Rp 35.000 per porsi. Menu ikan dengan berbagai masakan hanya Rp 25.000 per porsi. Sedangkan udang Rp 20.000. Ukuran porsi yang disediakan cukup untuk dua orang.
Untuk minuman, selain teh tawar yang boleh tambah sepuasnya, harga minuman lain juga sangat tidak masuk akal. Teh manis hanya Rp 500 per gelas ukuran 300 mililiter. Kelapa muda Rp 4.000 per buah, dan aneka jus hanya Rp 4.000 per gelas. Diakui Wawan, harga yang murah ini memang tidak mendatangkan keuntungan besar bagi manajemen. Namun dengan harga yang murah, banyak orang yang akan datang, sehingga omzet penjualan pun meningkat.
Selain harga yang murah, dan mutu masakan yang baik, d'Cost juga menyajikan suasana modern di restorannya. Tamu yang datang tidak perlu menunggu terlalu lama, karena pesanan dilakukan dengan personal data assistance (PDA) yang langsung online dengan komputer di dapur dan kasir. Hal ini dilakukan demi efisiensi waktu. Setelah menulis pesanan, pramusaji bisa langsung melayani tamu lain, tanpa harus ke dapur dulu mengantar daftar pesanan. Selain itu, kemungkinan terjadi kesalahan dalam pemesanan juga menjadi lebih kecil. Kesalahan pemesanan yang dimaksud adalah salah menu, dan catatan pesanan terselip atau pesanan tertukar.